Lirik lagu "Darah Juang" yang diciptakan oleh grup musik Marjinal menceritakan tentang peristiwa-peristiwa ketidakadilan seperti pembungkaman dan perampasan yang dilakukan oleh penguasa kepada rakyat. Yuk, kita simak lirik lagu "Darah Juang" di bawah ini.
Tempat padi terhampar. Samudranya kaya raya. Tanah kami subur tuan. Di negri permai ini. Berjuta Rakyat bersimbah rugah. Anak buruh tak sekolah. Pemuda desa tak kerja. Mereka dirampas haknya. Tergusur dan lapar.
F G Am pemuda desa tak kerja [Chorus] F C mereka dirampas haknya Dm Am tergusur dan lapar Dm Am Bunda, relakan darah juang kami F G Am untuk membebaskan rakyat
[Verse] Am F Am di sini negeri kami F G F Am tempat padi terhampar Dm F G Am samuderanya kaya raya F G Am tanah kami subur, Tuan. Am F Am di negeri permai ini F G F Am berjuta rakyat bersimbah luka
Dikutip suaramerdeka-jakarta dari Tirto.id, lagu Darah Juang diciptakan pada awal 1990-an oleh John Tobing dan kawan-kawan aktivis Keluarga . Mereka dirampas haknya Tergusur dan lapar Bunda, relakan darah juang kami Padamu kami berbakti. Disini negeri kami Tempat padi terhampar Samudranya kaya raya Tanah kami subur tuan. Halaman: 1. 2.
Darah Juang Lagu "Darah Juang" adalah karya John Tobing, seorang mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia menciptakan lagu ini pada era 1990-an. Nuansa lagunya terdengar seperti solilokui, agak muram. Namun, liriknya menyimpan harapan dan semangat pembebasan.
Dikutip dari buku Penakluk Rezim Orde Baru: Gerakan Mahasiswa 1998, tulisan Muridan Satrio, lagu "Darah Juang" diciptakan pada awal 1990-an. Lagu ini populer di kalangan aktivis mahasiswa, terutama di Yogyakarta, kemudian berkembang ke daerah-daerah lain. Saat itu, pengorbanan adalah harga yang pasti harus dibayar.
Mereka dirampas haknya Tergusur dan lapar. Bunda relakan darah juang kami Padamu kami mengabdi Mereka dirampas haknya Tergusur dan lapar. Bunda relakan darah juang kami Padamu kami mengabdi Padamu kami berjanji
wYijI.